Tanganku melambai bersorak haru
Teringatku akan tetesan senyum itu
Kicauan burung dan kuningnya sawahpun tak segan membentengi bola mataku
Oh, aroma rindu itu kian menyeruak
Fatamorgana sontak terjun dari balik dinding jiwaku
Wajah-wajah itu menyapu pikiranku
Air mataku turun
Turun layaknya badai
Tiba-tiba waktukupun terhenti
Seakan hanya ada wajah hangat itu dipikaranku
Terbayang saat tangan cinta itu mnyapu rambutku dengan tulus
Buah bijak terus mengalun dari bibirnya
Dia menjagaku